4.10.10

>> SEORANG PEMUDA DAN BUNGA MAWAR


Pemuda itu begitu bersemangat ingin menanam bunga mawar dan melihat kembang mekar di halaman rumahnya. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Dia berharap, tunas itu dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya tunas-tunas pohon mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dijaganya pohon itu. Tidak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera dibuangnya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah kelihatan putik bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum kelihatan sempurna.

Pemuda itu merasa gembira, kerja kerasnya selama ini mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Disaat bunga itu mulai membesar, dia merasa kecewa, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Dia menyesali mengapa duri-duri tajam itu muncul bersama dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Pemuda itu berkata dalam hati, "Mengapa dari bunga seindah ini, terdapat banyak duri-duri yang tajam ? Tentu hal ini akan menyulitkan aku untuk menjaganya nanti. Setiap kali aku maratapinya, selalu saja tanganku terluka. Ah.... semuanya ini sia-sia dan menyakitkan saja. Aku tidak akan membiarkan tanganku berdarah kerana duri-duri ini lagi."

Akhirnya pemuda itu enggan untuk menjaga mawar miliknya lagi. Dia mulai tidak ambil peduli. Pohon Mawarnya tidak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini kelihatan tidak bermaya. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun berguguran dan layu.


Jiwa manusia juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada 'mawar' yang tertanam. Tuhan minta kepada kita untuk menjaganya. Tuhanlah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita, seperti taman-taman berbunga. sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, banyak diantara kita yang hanya melihat "duri" yang tumbuh saja. Kita sering menolak keadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan kekurangan kita. Yang ada dalam fikirian kita hanya duri-duri yang melukai tumbuh, sehingga kita enggan untuk menyiramnya dan kita juga tak menyadari hal-hal baik yang ada dalam diri kita.

Banyak orang yang tidak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki bunga mawar yang merekah indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tidak menyadari, adanya bunga itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kedukaan dalam diri ini. Sehingga lupa sesungguhnya ada sesuatu yang terukir indah...

Jika kita dapat menemukan "mawar-mawar" indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul tanpa keluhan. Kita, akan terpacu untuk membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan seperti ketenangan air telaga yang menenangkan kerumitan hati. Mari, kita temukan "mawar-mawar" ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Ya! mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tetapi janganlah hal itu membuat kita putus asa.

Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya keindahan. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi benih kebahagiaan baru bagimu.